Sumber: Bambang Nugroho Hadi, Dialog Kristen-Islam Menuju Indonesia Damai,
Yogyakarta: Smart Writing, 2013., hlm 83-93
BERSAKSI DAN BERDAKWAH DALAM DIALOG
Oleh : Dr. Bambang Nugroho Hadi,
M.Th
Dialog tidak meniadakan kesaksian. Di mana orang tidak memiliki
keyakinan apa pun untuk dibagikan, di situ tidak akan terjadi dialog yang
sesungguhnya.[1] Di
dalam setiap dialog sejati, kesaksian yang otentik harus terjadi, oleh karena
masing-masing pihak akan memberikan kesaksian mengapa mereka mempunyai
keyakinan ini atau itu. Hal ini tidaklah menghalangi sebuah dialog.
Masing-masing pihak boleh saling bersaksi secara sopan dan penuh hormat satu
sama lain. Inilah sebuah perjumpaan antara orang beragama yang sungguh-sungguh
telah ditangkap oleh pesona Tuhannya dan yang berjumpa dengan orang
berpengalaman serupa.
Menurut Budyanto, hampir semua agama mengajarkan bagaimana
harus hidup bersama dalam suatu masyarakat yang sangat beragam ini.[2] Masdar
Mas’udi mengatakan bahwa keanekaragaman adalah takdir yang tidak dapat
dihindarkan oleh manusia.[3]
Sedangkan Nurcholis Madjid mengatakan bahwa keanekaragaman dalam kehidupan
adalah tatanan dan hukum Tuhan atas komunitas manusia dan merupakan hak
prerogatif Allah untuk menjelaskan mengapa dalam kehidupan ini orang berbeda
satu dengan yang lain dalam berbagai jalan.[4]
Dalam masyarakat yang beragam agama, dengan demikian, segala
kegiatan misioner harus dipahami sebagai tindakan yang dilaksanakan dengan
tenang dan damai. Ia juga menuntut ko-eksistensi dengan kepercayaan yang lain
dalam jiwa yang saling menghargai, baik kepercayaan itu primitif maupun yang
telah lebih maju. Penginjilan membutuhkan kode etik “kebenaran” yang mesti
ditaati, sehingga dapat meningkatkan sumber-sumber manusiawi mencapai
“kemerdekaan dan kebahagiaan”, bukan hanya kini dan di sini,
tetapi juga di sini dan nanti.[5]
Dialog yang sejati mengandaikan bahwa masing-masing
berbicara dan mendengar, mendengar dan berbicara. Oleh sebab itu, prasarat
terjadinya dialog yang harus dipenuhi adalah : pertama, bahwa masing-masing
pihak bersaksi dengan tulus dan tidak dipaksa untuk merahasiakan apa yang
diyakininya. Kedua, terwujudnya sikap saling menghormati, yang mengandaikan
sikap sensitif terhadap keseganan maupun keyakinan masing-masing pihak, sikap
simpati terhadap kesulitan-kesulitan serta kekaguman atas prestasi-prestasi
yang dicapai. Harus menghindari sikap membandingkan kekuatan sendiri dengan
kelemahan pihak lain. Dan prasarat ketiga, adanya pengakuan akan kebebasan
beragama. Dengan demikian, dialog adalah suatu proses menghilangkan
kekhawatiran dan mewujudkan suasana baru yang saling mempercayai.[6]
Menurut Wesley Ariarajah, banyak kesaksian Kristen dihidupi
dari pemahamannya atas metode kesaksian iman dalam Kisah Para Rasul.[7] Selama
berabad-abad misi gereja banyak diinspirasi oleh
perjalanan misi Rasul Paulus. Kegiatan misioner gereja dipandang sebagai kelanjutan dari misi “pergi
ke ujung bumi” yang sudah mulai dilakukan oleh para rasul. Metode penginjilan
secara langsung yang dilakukan para rasul sering dilihat sebagai model tentang
bagaimana harus berhubungan dengan orang-orang Hindu, Budha, Islam, Konghucu dan
sebagainya. Padahal, konteks para rasul adalah konteks yang khusus dan yang tak
mungkin terulang kembali dalam sejarah.
Kebanyakan tokoh-tokoh dalam Kitab Kisah Para Rasul adalah
orang Yahudi atau orang yang paham akan tradisi Yahudi. Para rasul semuanya
adalah orang Yahudi yang secara langsung atau tidak langsung memiliki hubungan
dengan Yesus sendiri. Pada waktu itu perdebatan yang hangat di antara orang
Yahudi adalah tentang siapakah Yesus itu.
Soal yang paling menonjol tentu saja adalah apakah Yesus dari Nasaret
itu adalah Mesias yang selama ini dinantikan orang Yahudi atau bukan.
Kesuksesan Yesus menarik perhatian banyak orang dengan
mukjizat dan tanda begitu berkesan. MasukNya ke Yerusalem disertai dengan
arak-arakan besar penuh kemenangan, meskipun Ia sendiri adalah lambang
kerendahan. Hal ini mengakibatkan pihak penguasa Yahudi dan pihak penguasa
Romawi bersepakat bahwa gerakan pengikut Yesus dapat mengancam stabilitas
politik mereka. Oleh karenanya Yesus disalibkan. Dengan kematian Yesus, maka
gerakan itu seolah-olah hancur berantakan.
Dan tatkala Yesus bangkit dari kematian dan menemui para
rasul, hal itu menimbulkan dampak luar biasa di hati para rasul. Mereka yakin
bahwa Yesus yang ditolak dan disalibkan oleh pihak penguasa itu adalah Mesias
yang dinubuatkan.
Dengan demikian, kotbah rasuli mula-mula harus dimengerti
dalam konteks kontroversi mengenai siapakah Yesus itu. Kotbah Petrus yang
pertama dalam Kisah Para Rasul 2 masuk
dalam kategori ini. Kotbah itu ditujukan
kepada orang-orang Yahudi yang paham terhadap peristiwa penyaliban Yesus dan
desas-desus tentang kebangkitanNya. Mereka juga telah lama menanti-nanti
kedatangan Mesias. Begitu pula dalam kotbah Petrus yang kedua, setelah ia
menyembuhkan orang lumpuh di Bait Allah. Petrus mengulangi tema yang sama yaitu
tema Yesus Kristus adalah Mesias.
Sampai akhir Kitab Kisah Para Rasul, seluruh kisah ditandai
oleh kontroversi tentang kebangkitan Yesus, antara mereka yang mempercayai bahwa Yesus adalah
Mesias dan mereka yang menolak mempercayainya.
Dalam 2 pembelaan diri Paulus didepan Gubernur Feliks (Pasal 24) dan raja
Agripa (Pasal 26), Paulus menggolongkan diri kepada orang Yahudi dan mengatakan
bahwa kesulitan yang dihadapi para lawannya adalah bahwa ia beriman kepada
kebangkitan Yesus dan mereka tidak.
Paulus memulai pemberitaannya hampir selalu di Sinagoge
setempat. Di Sinagoge itulah orang-orang
Yahudi beribadah. Di situ juga terdapat
sejumlah orang-orang bukan Yahudi yang takut kepada Allah dan hadir secara
teratur bersama dengan orang-orang Yahudi beribadah kepada Allah. Tiga hari
Sabat berturut-turut, Paulus membicarakan bagian-bagian Kitab Suci dan
menerangkan serta menunjukkan bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari
antara orang mati. Dan Mesias yang dimaksud oleh Kitab Suci itu adalah Yesus.
Dengan pemberitaan ini, Paulus dinobatkan menjadi “Rasul
bagi Orang-orang Kafir”, dan misinya dikenal sebagai “Misi untuk Orang-orang
Kafir”. Tetapi, apabila dibaca dengan cermat, Kitab Kisah Para Rasul
memperlihatkan bahwa Paulus sendiri merasa lebih enak berkotbah kepada mereka
yang berasal dari, atau yang akrab dengan kepercayaan Yahudi. Banyak
orang-orang bukan Yahudi yang percaya akan kotbah Paulus seperti di Ikonium dan
Antiokhia setelah Paulus berbicara kepada mereka di Sinagoge pada hari Sabat
(Kis 13,14).
Yang hendak diperlihatkan adalah, bahwa di dalam Kitab Kisah
Para Rasul ada konteks Yahudi yang amat khusus, sehingga pemberitaan mengenai
Yesus adalah Mesias merupakan sesuatu yang pokok. Banyak pendengar kotbah
mereka adalah orang yang sudah akrab dengan pengharapan akan kedatangan Mesias
dan memahami artinya bila diberitakan bahwa Yesus adalah Kristus. Cara
pemberitaan dan akibat pemberitaan sudah dapat diramalkan oleh para Rasul.
Tetapi adalah salah, bila ini dapat diterjemahkan begitu saja di semua
kebudayaan dan jaman, dan bahwa metode penginjilan yang sama dengan metode
penginjilan para Rasul dapat membantu kita untuk berhubungan dengan orang-orang
Budha, Hindu, Muslim, dan sebagainya. Orang-orang pada jaman para Rasul berbeda
dengan orang-orang Hindu, Budha dan Muslim pada saat ini.[8]
Rasul Paulus di banyak tempat menggunakan metode dialog. Di
Efesus, misalnya, Paulus dikisahkan memimpin diskusi selama 3 bulan lamanya di Sinagoge.
Yang menarik, dalam bahasa Yunani istilah “dialog” digunakan untuk menceritakan
percakapan yang terjadi. Dan ketika dialog menjadi sulit, Paulus memindahkan
tempat dialog di ruang kuliah Tiranus, dan melanjutkan diskusi selama 2 tahun
penuh (Kisah Para Rasul 19:8-10). Begitu pula ketika Paulus di Athena. Ia
terlibat percakapan dengan orang-orang yang
hilir-mudik di sebuah tempat umum, sehingga menarik kalangan Epikuros dan Stoa.
(Kis 17:16-34). Karena orang Athena tidak mengenal budaya dan pengharapan dalam
Yahudi, maka Paulus menggunakan metode dan ungkapan-ungkapan yang baru.
Meskipun penginjilan ini kurang berhasil, tetapi bukan berarti “pemberitaan
secara langsung” lebih manjur. Hal yang mendasar adalah, bahwa Paulus merasakan
kesulitan untuk melakukan pemberitaan Injil kepada masyarakat yang
berkepercayaan lain.[9]
Kesaksian adalah sesuatu yang sah dan harus dilakukan. Ia
lahir dari sebuah spiritualitas yang dalam sebagai akibat seseorang berjumpa
dengan Yesus Kristus. Hal ini mendorong seorang Kristen untuk membagikannya
kepada mereka yang belum berjumpa dengan Kristus. Tetapi ia hanya dapat
dibagikan di dalam kerendahan hati. Oleh karenanya, kesaksian tidaklah boleh
merusakkan suatu hubungan keakraban di antara dua penganut agama yang berbeda,
melainkan memenuhi hubungan keduanya dengan pengayaan nilai-nilai
spiritualitas. Dalam dialog, masing-masing pihak dengan sopan dan penuh hormat
menceritakan pengalaman-pengalaman iman mereka dalam Teologi Operatif[10] mereka
sendiri dan menghubungkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada
untuk memperkokoh iman mereka masing-masing. Dialog bagaikan sumur yang
daripadanya diambil air segar menyejukkan untuk mengisi bejana masing-masing.
Lesslie Newbigin, seorang misionaris yang melayani selama
hampir 40 tahun di India percaya bahwa seorang Kristen sampai derajat tertentu
harus menyambut baik pluralitas, tetapi harus menolak pluralisme. Kita dapat dan harus menyambut baik suatu
masyarakat yang majemuk karena dia memberi kita suatu jangkauan pengalaman dan
keberagamaan yang lebih luas dari
tanggapan-tanggapan manusia terhadap pengalaman, dan karenanya merupakan
kesempatan bagi kita untuk memperoleh kekayaan iman kita dari pada yang dapat
diperoleh dalam suatu masyarakat yang satu corak saja. Sebagaimana kita mengaku
Yesus di dalam suatu masyarakat yang majemuk, dan sebagaimana Gereja tumbuh
melalui kedatangan orang-orang yang datang dari berbagai tradisi kebudayaan
serta keagamaan yang berbeda-beda untuk beriman kepada Kristus, kita dimampukan
untuk lebih mempelajari betapa panjang dan lebarnya dan tingginya dan dalamnya
kasih Allah (Efesus 3 : 14-19) daripada yang kita dapatkan dari suatu
masyarakat yang satu corak. Tetapi kita harus menolak ideologi pluralisme.[11]
Kita harus menolak undangan untuk hidup di dalam masyarakat
yang segala sesuatu dipahami sebagai subyektif dan relatif, yaitu masyarakat
yang sudah tidak mempercayai bahwa kebenaran dapat dikenali. Masyarakat yang
demikian adalah masyarakat yang tidak dapat mempertahankan integritasnya bila
berhadapan dengan orang-orang yang memiliki komitmen tegas kepada suatu visi
kebenaran.
Kita mengharap, mencari dan menyambut semua tanda anugerah
Allah yang ada, termasuk tanda yang terdapat dalam kehidupan orang-orang yang
tidak mengenal Yesus sebagai Tuhan, karena kita mengikuti contoh Yesus sendiri
yang sangat bergairah untuk menyambut bukti-bukti iman dalam orang-orang yang
berada di luar Israel. Dengan demikian, orang Kristen seharusnya bersemangat
untuk bekerjasama dengan orang-orang dari agama apapun dalam semua proyek yang
sejalan dengan pemahaman Kristen tentang tujuan Allah dalam sejarah, misalnya
upaya-upaya penegakan HAM, keadilan, pendampingan korban bencana, keutuhan
ciptaan dan pembebasan dari belenggu
kemiskinan dan kebodohan.
Di dalam dialog dengan orang-orang yang berkepercayaan lain,
kita dapat menemukan beberapa perspektif dan pandangan yang menolong kita untuk
mengembangkan penafsiran kita sendiri tentang Kristus dan tentang Allah.
Mungkin saja mereka melihat di dalam Yesus sesuatu yang tidak kita lihat.Atau
dari perspektif iman mereka, mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
memberikan sesuatu yang baru tentang peranan Kristus di dalam iman kita.
Dengan demikian, kesaksian dan dialog bukanlah dua hal yang bertentangan. Ketika
seorang Kristen masuk dalam dialog dengan komitmen pada Yesus Kristus, dialog
menjadi tempat kesaksian yang otentik. Kita harus datang dengan penuh
kesungguhan bahwa kita bukan manipulator-manipulator melainkan sesama peziarah
yang tulus, yang berbicara kepada mereka mengenai apa yang telah Allah lakukan
di dalam Yesus Kristus bagi keselamatan kita.
[1] Wesley Ariarajah, Alkitab Dan Orang-Orang Yang Berkepercayaan
Lain(Jakarta: BPK, 2000) hlm. 56.
[2] Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan Dalam Masyarakat Yang
Beraneka Ragam, dalam Kebersamaan Dalam Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara (Yogyakarta : Jurnal Teologi GEMA Duta Wacana Edisi 56, 2000), hlm. 68.
[3] Masdar Mas’udi, Memahami Agama dan Keanekaragamannya (Bogor : Stensilan yang diterbitkan PGI, 1992), hlm. 49.
[4] Nurcholis Madjid, Indonesia, Sebuah Contoh Pluralisme dan
Toleransi Agama, dalam : Umat
Beragama dan Kesatuan Bangsa (Jakarta : Panitya Bersama Darma Canti Hari Raya Nyepi,
1994), hlm. 54.
[5] World Council Of Churches, Iman Sesamaku Dan Imanku, hlm.
51. Pentingnya kaidah-kaidah dalam dialog
juga dinyatakan oleh D.C Mulder. Lih. D.C. Mulder, Hubungan Dialog dan Misi, dalam Konteks
Berteologi Di Indonesia, Peny.
Eka Darmaputera (Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia, 2004), hal 163-165.
[6] Djaka Soetapa, Dialog
Kristen-Islam, Suatu Uraian Teologis, Cetakan
ketiga (Yogyakarta: PPIP Duta Wacana, 1988), hlm. 6.
[7] Wesley Ariarajah, Alkitab Dan Orang-Orang Yang Berkepercayaan
Lain, hlm.56..
[8] Wesley Ariarajah, Alkitab Dan Orang-Orang Yang Berkepercayaan
Lain,, hlm. 56-63.
[10] Teologi Operatif adalah teologi yang operatif di dalam diri seseorang
dan menjadi filter baginya untuk memahami Allah. Teologi Operatif menjadi dasar
bagi seseorang untuk berteologi dan dibentuk dari pengalaman hidup pribadi
(terkait dengan orang terpenting dalam hidupnya/significant other), pengalaman
profesional (terkait dengan keberhasilan atau kegagalan/traumatis) dan
pengalaman religius/mistis (pengalaman rohani yang berdampak kuat terhadap
kehidupan religius) nya. Tentang Teologi Operatif, selengkapnya dapat dilihat
dalam : Bambang Nugroho Hadi, Teologi Operatif : Upaya Berteologi Secara
Autentik, Skripsi Sarjana (Yogyakarta, Universitas Kristen Duta Wacana,
1998).
[11] Lesslie Newbigin, Injil Dalam Masyarakat Majemuk, Cetakan
ketiga (Jakarta : PT.BPK Gunung Mulia, 2000), hlm. 343.
Sumber: Bambang Nugroho Hadi, Dialog Kristen-Islam Menuju Indonesia Damai,
Yogyakarta: Smart Writing, 2013., hlm 56-72
7 DASAR TEOLOGIS UNTUK DIALOG
ANTAR AGAMA : PERSPEKTIF KRISTEN
Oleh : Dr. Bambang Nugroho Hadi, M.Th
Alkitab sebagai hasil perjuangan dan pemikiran manusia dalam
konteks situasinya pada masa lampau, memberikan makanan rohani serta menerangi
pengertian manusia modern di tengah situasi modern. Alkitab biasanya tidak
selalu mengena kepada situasi modern, tetapi fungsinya adalah memperkaya serta
membangun iman manusia modern, sehingga dengan iman yang cukup dia sanggup
melihat situasinya sendiri dengan lebih jelas dan sanggup menilai perbuatannya
dengan lebih tepat. Menurut James Barr, hubungan antara manusia dalam Alkitab
(dengan situasinya) dengan manusia modern di dalam situasinya, terjamin melalui
dua hal : Pertama, baik manusia dalam Alkitab maupun manusia modern berada
dalam kesatuan-kontinuitas satu umat Allah; Kedua, baik iman orang-orang dalam
Alkitab maupun iman orang Kristen modern adalah berhubungan erat dengan pola
pengertian tentang Allah yang terdapat dalam Alkitab.[1]
Dengan demikian, Barr menggarisbawahi posisi penting Alkitab
adalah agar orang-orang pada jaman kini dan di sini dibangun imannya, serta
mampu melihat situasi mereka sendiri dengan lebih jelas, merefleksikannya dan
mencari cara untuk menyatakan imannya kepada orang lain.
Pada situasi sekarang, tampaknya setiap agama terlalu
menonjolkan kekhasannya masing-masing. Sebaiknya dilakukan upaya untuk menggali
hal-hal yang universal dari dalam Alkitab sendiri yang menjadi dasar teologis
bagi sebuah dialog antar umat beragama dalam masyarakatnya yang majemuk. Di
sini, saya bergantung pada pandangan E.G Singgih dan Wesley Ariarajah yang
telah mendokumentasikan dasar-dasar teologis dialog antar agama.
1. Dialog
Allah dengan dunia
Alkitab menegaskan bahwa Allah adalah kasih. Tetapi Alkitab
tidak berhenti dengan penegasan ini, melainkan
menceritakan, di dalam Injil, tentang kisah-kisah mengenai apakah
artinya mengasihi itu. Inilah kabar baik. Inilah Injil. Injil mengungkapkan
hakekat kasih Allah dan apa artinya dunia ini bagi Allah.
Allah ada di dalam Kristus. Penegasan atau klaim ini
mengungkapkan bahwa di dalam hidup dan pelayanan Yesus, orang Kristen bisa
sampai pada pengenalan akan Allah dan mengenal bagaimana hubungan Allah dan
manusia itu. Dengan bertemu dan hidup bersama dengan Yesus Kristus, orang-orang
Kristen telah bertemu dengan Allah sendiri. Injil bukanlah berita penolakan.
Tapi berita penerimaan. Yesus memberitakan kabar bahwa Allah menerima manusia
bahkan sebelum manusia berbalik kepadaNya. Pertobatan, dalam ajaran Yesus
bukanlah syarat penerimaan melainkan tanggapan akan penerimaan Allah kepada
semua orang. Yesus menerima orang-orang
yang menurut jaman itu “tak pantas menerimanya”. Dan Yesus sering mendapati masalah
dengan tindakanNya itu. Dengan demikian,
mengatakan bahwa seseorang akan dikasihi
Allah bila mereka bertobat atau mempercayai Yesus dahulu adalah berita asing
yang tidak dikenal Alkitab. Allah mengasihi tanpa syarat dan Dia menerima tanpa
terlebih dahulu mengajukan kriteria-kriteria tertentu. Karena kasih Allah lah,
Injil memanggil seseorang untuk bertobat dari kehidupan yang berpusat pada diri
sendiri dan memulai suatu kehidupan yang berpusat pada kasih dan penerimaan
Allah.
Berita Alkitab bersifat dialogis.[2]
Ia menceritakan bahwa Allah menerima manusia sebelum mereka menyadarinya. Allah
menerima umat manusia, sebelum umat manusia menerimaNya. Semua orang adalah
umat Allah dan dikasihiNya. Dan Yesus
dalam hidupNya mempresentasikan kehidupan yang tak pernah menolak dan tak
pernah membenci siapapun. Ia lebih memilih ditolak daripada
menolak orang. Di dalam pengertian ini, inkarnasi merupakan dialog Allah
dengan dunia.
Dialog
dengan umat beragama lain, dengan demikian dasarnya adalah penerimaan. Dan
penerimaan adalah jantung Salib. Penerimaan yang tidak menuntut, tetapi memberi
diri sendiri. Ia merupakan kemampuan untuk menerima orang lain dalam keunikan
mereka. Bila orang Kristen tidak dapat menerima orang Muslim sebagai anak-anak
Allah kecuali mereka percaya apa yang orang Kristen percayai, maka sebenarnya
orang Kristen ini telah tidak bertindak atau berbicara dari berita Injil. Bila
orang Kristen berkata bahwa umat Islam yang tidak percaya kepada Kristus adalah
tidak termasuk dalam persekutuan Kristus dan di luar pemeliharaan dan kuasa
Allah yang menyelamatkan, maka sebenarnya orang Kristen ini sedang berbicara
tentang Allah yang bukan Allah dari Yesus Kristus. Yesus memberitakan tentang kabar
baik, yaitu penerimaan Allah dan kasih Allah yang sudah tersedia bagi semua orang dalam
keberadaan mereka.
Meyakini
bahwa orang-orang Islam dan umat berkepercayaan lain berada di luar tindakan
keselamatan Allah, sebenarnya tidak hanya menyangkut pendapat tentang
orang-orang Islam dan umat berkepercayaan lain saja. Tetapi juga menyangkut keyakinan
kepada Allah. Allah di dalam Alkitab adalah Allah yang memerintah semuanya dan
menjadi Tuhan bagi semua. Allah merangkul semua umat manusia dan mengasihi
mereka. Dan Allah yang bebas itu membebaskan kita untuk menjumpai dan berbicara
dengan sesama kita yang berkepercayaan lain, memperlakukan mereka sebagai
saudara-saudara kita sendiri dan menerima mereka dalam keunikan mereka.
2. Allah
Sebagai Pencipta dan Manusia Sebagai Ciptaan.
Dasar yang kedua ini mengacu pada Kitab Kejadian pasal 1-11
dan bagian-bagian Alkitab yang lain yang berkenaan tentang pengakuan iman bahwa
Allah adalah Pencipta alam semesta, dan bahwa manusia adalah makhluk ciptaanNya[3].
E.G Singgih lebih lanjut menjelaskan, bahwa dalam perkembangannya kemudian Allah
tidak menciptakan umatNya secara langsung tetapi melakukannya melalui manusia
yang lain sehingga terbentuklah umatNya. Itu berarti, meskipun perhatian Allah
dipusatkan kepada umat (Israel dan Gereja Perdana), perhatian ini juga selalu
berkaitan dengan umat manusia. Dalam Kitab Kejadian, kata “Adam” bukanlah
sekadar nama seorang manusia pertama.[4]
Dalam Kejadian 4 : 25 “Adam” memang adalah nama orang, akan tetapi sebelum itu
“Adam” selalu berarti “Manusia” (dengan huruf “M” besar). Maka, ketika manusia
disebut “gambar Allah”. kisah Kejadian hendak memperlihatkan bahwa gambar Allah
adalah manusia. Hanya manusia sajalah dari seluruh ciptaanNya yang
menjadi gambar Allah. Itu berarti bahwa di satu sisi, manusia memiliki kesamaan
dengan ciptaan Allah yang lain dan di sisi lain manusia juga memiliki
keunikannya sendiri sehingga ia disebut sebagai gambar Allah. Letak keunikan
manusia adalah di dalam kemanusiaan-nya.
Karena kemanusiaannya inilah, maka Kitab Pengkotbah
memberikan himbauan kepada manusia untuk menerima kefanaannya sekaligus
menyatakan bahwa kehidupan manusia yang terbatas dan singkat ini membuat hidup
manusia menjadi begitu bernilai.
Kefanaan manusia dan kerinduannya untuk imortalitas merupakan masalah
fundamental bagi agama-agama sehingga membantu memotivasi kerukunan hidup
beragama.
3. Yesus
Kristus Sebagai Hamba Allah
Bagaimanapun, masalah Kristologi haruslah menjadi bagian
dalam suatu dialog antar umat beragama. Pengakuan orang kristen bahwa yang
menentukan dalam hidupnya adalah Kristus
merupakan kekhasan agama Kristen.
Dan tidak ada alasan apapun bagi orang Kristen untuk mengurangi bobot
pengakuan ini. Hal ini tidak boleh disembunyikan demi memuluskan dialog antar
umat beragama sekalipun. Masalahnya adalah bagaimanakah gambaran orang Kristen
mengenai Kristus dan mengapa gambaran orang Kristen tersebut mudah menyulut reaksi dari umat
Islam.
Menurut E G Singgih, gambaran Kristus yang diwarisi umat
Kristen adalah gambaran Kristus dari dunia yang homogen sifatnya. Kristus
adalah Penakluk dunia[5],
Kristus sebagai King of Kings, Raja di atas segala raja. Dalam
Perjanjian Baru, Kristus disebut Kurios, Penguasa. Konteksnya adalah
perlawanan terhadap Kaisar yang menganggap diri Kurios, yang menguasai
segala sesuatu. Dalam arti tertentu, secara aktual para saya Perjanjian Baru
sedang melawan totaliterisme. Tidak ada seorangpun yang boleh mengambil
kedudukan Tuhan. Pemerintah bukan Kurios. Kristus adalah Kurios.
Umumnya, pemahaman Kristus adalah Tuhan ini mendominir
hubungan orang Kristen dengan umat
beragama lain. Meskipun kerygma ini menonjol dalam Perjanjian Baru,
tidaklah perlu untuk dijadikan satu-satunya gambaran mengenai Kristus dalam
kehidupan beragama. Orang Kristen perlu terbuka juga pada gambaran lain yang
juga terdapat dalam Perjanjian Baru. Gambaran tersebut adalah gambaran Kristus
sebagai Servant-Messiah, Hamba-Mesias. Menurut E G Singgih, dalam dialog
dengan umat Islam, orang Kristen perlu untuk menghindari gambaran Mesias yang
triumfalistik sifatnya, tetapi tidak menghapuskan sama sekali gambaran Mesianik
ini[6].
Kristus adalah tetap Mesias (yaitu Raja) yang sekaligus Hamba. Kalau Kristus
adalah Hamba-Mesias, maka Ia bukanlah penakluk dan peniada bagi yang lain,
melainkan Penggenap. Bahkan bukan saja sekedar penggenap, tetapi juga
Pembaharu. Dengan demikian, gambaran Kristus sebagai Servant-Messiah adalah
gambaran Kristus sebagai Transformator. Sebagai Pelayan, Ia menggenapi
segala sesuatu yang baik, tetapi Ia tetap Mesias yang datang untuk
mentransformasikan segala sesuatu.
Pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Allah dan Manusia tidak
dapat dikurangkan dalam Kerygma orang Kristen. Itulah pengakuan orang
Kristen dalam konteks apapun. Tetapi seringkali, pengakuan akan ke-Tuhanan
Yesus mendominir dan mengalahkan ke-manusiaanNya. Yesus bukanlah kebetulan saja
mengambil rupa manusia, seperti paham doketistik. Yesus adalah Allah dan
sekaligus manusia.
Dengan demikian, percakapan dengan orang beragama lain
mengenai Yesus sebagai insan manusia dengan demikian bukan berarti penghianatan
terhadap pokok pengakuan Kristen mengenai Yesus yang ilahi dan sekaligus
insani. Orang Kristen perlu memberikan gambaran tentang Yesus Kristus secara
kontekstual, artinya dapat mudah dimengerti oleh umat beragama lain. Tatkala
berdialog denga orang Islam, boleh saja misalnya berkata-kata tentang Yesus
sebagai Abdullah, “hamba Allah” (daripada Kristus sebagai “anak Allah”),
dan ini tidak perlu dicap sebagai penghianatan terhadap agama Kristen. Upaya
ini merupakan kontekstualisasi yang
masih dalam lingkup perbendaharaan kata-kata dalam Alkitab yang
berbicara mengenai Yesus sebagai Hamba
Tuhan. Dalam bahasa Yunani, kata “hamba (budak)” maupun “anak” adalah pais
atau paidos. Dalam bahasa Indonesia Kuno (Melayu) “budak” adalah
juga “anak”.
4. Meneladan
Sikap Yesus Kepada Umat Berkepercayaan Lain
Yesus memang menentang kemunafikan, pembenaran diri sendiri,
jenis agama yang hanya memperhatikan segi luar, seremonial, dan kering akan
makna spiritual. Tetapi tidak ada bukti bahwa Ia menolak atau mengutuk agama orang
pada masa itu.[7] Yesus sendiri beribadah teratur di Sinagoge,
mengenal Torah dengan baik, mengunjungi Bait Allah dan memelihara hari-hari
raya. Yesus datang untuk menggenapi Hukum Taurat dan tidak menghapuskannya. Ia
tidak menganjurkan pengikutNya untuk menolak atau melepaskan agama mereka
sendiri sama sekali (yaitu Yudaisme). Pada waktu itu, Yesus sendiri adalah
bagian dari agama Yudaisme. Ia, seperti nabi-nabi lain yang mendahuluiNya,
menantang tradisiNya sendiri agar setia pada panggilannya yang sejati. Injil
sedikit mencatat perjumpaan Yesus dengan tradisi agama lain. Yesus pernah
terheran-heran ketika menemukan bahwa yang disebut “orang luar”, seperti
perempuan Kanaan itu, ternyata lebih responsif terhadap ajaranNya daripada
banyak orang sebangsaNya (Matius 15 : 21-28).
5. Kemampuan Melihat
Kerajaan Allah
Kerajaan Allah tidak dapat dibatasi oleh wilayah-wilayah
agama. Pemerintahan Allah menerobos masuk ke dalam hidup manusia. Kita percaya
bahwa kerajaan Allah bekerja di dalam seluruh sejarah umat manusia, maka kita
perlu melihatnya terjadi di segala macam kehidupan dan tempat. Perumpamaan
tentang kambing dan domba merupakan peringatan yang tepat mengenai
keikutserttaan di dalam pemerintahan Allah, dari mereka yang hanya mempunyai
sedikit atau tidak mempunyai kesadaran tentangnya (Matius 25 : 31 – 46).
Percaya akan realitas kerajaan Allah mendesak orang-orang
Kristen untuk berdialog dengan mereka yang memiliki pengalaman yang lain
tentang hidup dalam pemerintahan Allah yang telah mulai, sedang dan akan datang
itu. Dialog adalah sarana bagi orang Kristen untuk melihat serta merayakan
pemerintahan Allah yang universal atas
seluruh kehidupan.
6. Umat
Allah Sebagai Pelayan Kebersamaan Manusia[8]
Pokok ini sering dianggap eksklusif sifatnya. Pemahaman
bahwa Israel menjadi umat kesayangan Tuhan atau umat pilihan Tuhan di antara
bangsa-bangsa merupakan tema yang amat menonjol dalam Alkitab. Bahkan dalam
Kitab Perjanjian Baru pun ide ini muncul juga. Keselamatan datang dari umat
Yahudi (Yohanes 4 : 22). Dalam Roma
pasal 11, Paulus dengan tegas berpendapat bahwa umat Israel saja yang adalah
umat Allah sedangkan orang Kristen non-Yahudi cuma “cangkokan” saja. (Roma 11 :
17). Ide umat Allah juga ada dalam surat-surat Petrus. Orang Kristen adalah
Imamat yang rajani (1 Petrus 2 :9). Kalau umat Israel terdiri dari golongan
imam dan umat biasa, maka dalam “Israel Baru” semuanya adalah imam. Dalam
teologi tradisional, gereja biasanya dipahami sebagai pengganti Israel sebagai
umat Allah. Gereja adalah Israel baru, umat kesayangan Tuhan.
Alkitab sebenarnya tidak menyajikan hanya satu tema saja.
Jarang disadari, bahwa Alkitab tidak selalu menonjolkan pemahaman mengenai
“umat kesayangan Tuhan”. Hal ini terutama dalam ayat-ayat yang dekat dengan
masa pembuangan dan yang ditulis pada masa pembuangan. Dalam Zefanya 3 : 12
dikisahkan bahwa umat Israel yang luput
dari hukuman Tuhan akan dibiarkan menjadi “suatu umat yang rendah hati
dan lemah” (Terjemahan LAI). Maksudnya, Israel menjadi umat yang tidak dapat
membanggakan diri lagi akan statusnya sebagai umat pilihan. Dalam Kitab Yesaya
terdapat “Empat Syair Hamba Tuhan” (ebed Yehweh), yaitu Yesaya pasal 42
: 1-4, pasal 49 : 1-6, pasal 50 : 4-11, dan pasal 52:13-53:12. Dalam keempat
syair ini direfleksikan bahwa Israel harus merenungkan penderitaannya pada masa
lalu dalam kehinaan pembuangan yang memalukan mereka. Israel pesimistis untuk melanjutkan masa
depan mereka meskipun mereka nanti akan mengalami masa-masa setelah pembuangan.
Biasanya hanya tokoh tertentu yang disebut hamba. Tetapi kini, seluruh umat
Israel disebut sebagai hamba. Meskipun menderita malu yang amat sangat, tetapi
Israel diyakini Yesaya (dan juga dimengerti oleh bangsa-bangsa lain) mengalami
penderitaan dalam rangka penebusan bagi dunia. Israel menderita untuk dunia,
dalam rangka melayani dunia.
Dalam Injil Matius pasal 5-7, Yesus menujukan khotbahnya di
Bukit bukan hanya kepada para rasul tetapi kepada siapapun yang mendengar.
Isinya mengenai hubungan antar manusia. Kemudian dalam pasal 7 : 13, Yesus
meringkaskan hukum Taurat dan Kitab Para
Nabi sebagai berikut : “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat
kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”. Ratusan tahun sebelumnya
Kong Hu Cu juga berkata demikian. Hanya saja dalam rumusan kalimat yang
negatif. Meskipun rumusannya secara negatif, tetapi maknanya sama -sama
positif. Nyatalah bahwa baik Yesus maupun Kong Hu Cu mengambil inspirasi dari
kebenaran universal yang laku sepanjang jaman. Jadi, kekhasan umat tidak pernah
dapat dilepaskan dari keuniversalan manusia. Kekhasan umat bukanlah tujuan pada
dirinya sendiri. Orang terpanggil menyadari jati dirinya supaya dapat
berkembang bersama dengan yang lain menuju keuniversalan manusia.
7. Makna
Keselamatan Dalam Kehidupan Bersama Dengan Yang Lain[9]
Keselamatan dalam Alkitab tidak bisa diartikan hanya mutlak
bersifat partikularistik. Alkitab menjelaskan bahwa keselamatan juga bersifat
universalistik. Karena hal yang terakhir inilah, maka Injil juga diberitakan
kepada orang-orang bukan Yahudi. Bukan hanya umat Yahudi yang hendak
diselamatkan oleh karya Yesus. Paulus pernah menolak paham bahwa untuk
diselamatkan, seseorang harus diyahudikan dahulu dengan disunat. Seharusnya,
orang Kristen sekarang mengikuti pandangan Paulus ini dan bukan menentangnya.
Orang Kristen seharusnya tidak menganggap keselamatan sebagai hak eksklusif
kelompok orang Kristen saja. Kalau
dahulu orang Yahudi berkata kepada dunia : engkau harus disunat dulu,
baru engkau selamat, sekarang banyak orang Kristen berkata hal yang serupa kepada dunia : engkau harus percaya dan dibabtis
dulu, baru selamat. Praktik babtis dalam kenyataan telah mengganti praktik
sunat. Padahal maksud Paulus bukan mengganti praktik sunat dengan praktik
babtis, melainkan hendak menghapuskan praktik sunat. Itu berarti, babtisan
tidak setara/sejajar dengan sunat. Babtisan harus berfungsi lain daripada
sunat. Babtisan fungsinya sebagai tanda bahwa seseorang menjadi anggota jemaat
Kristen.
Dalam Perjanjian Lama, keselamatan selalu dikaitkan dengan shalom,
yang biasa diartikan “damai”. Damai di sini bukan berarti tiadanya perang
atau tiadanya kekacauan, tapi merupakan keadaan yang simbang yang dikaitkan dengan situasi masyarakat yang
harmonis. Dan ini dikaitkan asalnya dari Allah. Dan dewasa ini, keselamatan di
dalam Kristus tidak semata-mata diyakini bersifat spiritual belaka, tetapi
bersifat holistik. Berita keselamatan harus diwartakan bersamaan dengan
tindakan-tindakan sosial. Sosial Gospel, atau “injil sosial”, dengan
demikian merupakan bagian integral dari
pemberitaan injil dan bukan sekedar alat penginjilan. Tindakan-tindakan sosial
adalah perwujudan dari penghayatan iman dan bukan sekedar “buah iman” (yang
hanya dikerjakan oleh Roh Kudus). Kalau
perbuatan baik dilihat sebagai perwujudan penghayatan iman, maka kita bisa
menyambut baik segala perbuatan baik yang dilakukan orang lain. Meskipun
perbuatan baik itu adalah usaha manusia.
Rangkuman
Dialog antar agama Kristen-Islam sudah menjadi keharusan
karena konteks Indonesia yang plural dan warisan sejarah interaksi mereka yang
seringkali diwarnai persaingan dan konflik. Dengan menginventarisir dasar
teologis untuk upaya dialog, maka umat Kristen diharapkan siap tanpa ragu
menyambut setiap perjumpaan dengan umat Islam dalam suasana bersahabat dan
dialogis.
[1] James Barr, Alkitab Di Dunia Modern, Cetakan Kelima (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia, 1995), hlm. 191.
[2] Wesley Ariarajah, Alkitab Dan Orang-Orang Yang Berkepercayaan
Lain, hlm. 42-46.
[3] E.G Singgih, Hidup
Kristiani Dalam Mayarakat Keagamaan Yang Majemuk, dalam Tim Balitbang PGI
(Penyunting), Meretas Jalan Teologi Agama-Agama Di Indonesia : Theologia
Religionum, Cetakan ketiga (Jakarta : PT.BPK Gunung Mulia, 2003), hlm.104-106.
Teh manis adalah minuman untuk segala bangsa. Setiap orang mengenal aroma
wanginya yang menenteramkan jiwa. Teh memang anti-oksidan. Menyegarkan tubuh
dan jiwa.
Buku ini bukanlah makanan pokok bagi
jiwa karena makanan pokok bagi jiwa
hanya layak untuk menyebut Kitab-Kitab Suci.
Buku ini adalah secangkir teh manis bagi
jiwa. Ketika anda membacanya, anda sedang memberi minum jiwa anda melalui
narasi, fabel, kisah nyata, cerita fiksi, motto dan lelucon yang membalut
ajaran kebijaksanan. Ada refleksi yang mendalam tetapi operatif dalam hidup
sehari-hari. Anda boleh mulai membacanya dari halaman manapun. Setiap kisah
dapat berdiri sendiri. Setiap kisah adalah seteguk
teh manis bagi jiwa anda.
Saya mempersembahkan Secangkir Teh
Manis Bagi Jiwa ini dengan sukacita.
Terimalah dan minumlah..... !
Salam persahabatan,
Pdt. Dr. Bambang Nugroho Hadi, M.Th
LEMBAR PERSEMBAHAN
Renungan ini kupersembahkan dengan
sukacita, untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang
mendedikasikan hidupNya
untuk mengasihi semua orang,
Kedua orangtua yang selalu
yakin bahwa selalu ada masa depan yang lebih baik,
Isteriku Yani dan anak-anakku
: Gita dan Gracia,
Saudara kandungku : mbak
Susan, Wiwid dan Debora,
Para pecinta gunung yang
sangat mengenal bahwa “salam rimba” diperuntukkan bagi bumi
dan bagi segala suku, agama,
bangsa, kaum dan bahasa.
DAFTAR ISI
SEKAPUR SIRIH
LEMBAR PERSEMBAHAN
PASAL 1 SECANGKIR TEH MANIS MALAM
·Titip Salam Buat Sang
Pencipta
·Hidup
Adalah Nyanyian Bagi Tuhan
·Rahasia
Kebahagiaan Dalam Kepelbagaian
·Menyembah
Tuhan Pada Segala Musim
·Pujian Dalam Situasi
Kehilangan
·Jangan Berhenti Pada
Diskusi
·Kita Diciptakan Untuk
Suatu Tujuan
·Kita
Ada Untuk Memperindah Dunia
·Seperti Nyamuk Nakalkah
Kita?
·Saat Tuhan Tidak
Menggandeng Tanganku
·Menyanyi
Dengan Hati
·Mendapatkan
Dan Kehilangan
·Katak
Menjadi Katekis Dalam Katekisasi
·Diskusi
Antara Katak Dan
Jangkrik
PASAL 2 SECANGKIR TEH
MANIS PAGI
·Ketika
Matahari Tidak Datang
·Cinta
Telah Cukup Untuk Cinta
·Senyuman
·Hati Yang Tak Mengenal
Sariawan
·Berkotbah Di Gereja
·Kuasa Sebuah Senyuman
·Ketika
Ulat Bulu Patah Hati
PASAL
3 SECANGKIR
TEH MANIS SIANG
·Jangan
Lupa Makan Siang
·Ada Kalanya
Beristirahat
·Tugas Suci
·Pentingnya
Istirahat Berkualitas
·Kaca Mata Kuda
·Bergerak Maju
·Cinta Itu Cinta
PASAL 4 CEMILAN BAGI JIWA
·Kejahatan Adalah
Ketiadaan Tuhan
·Katak Kristen
·Merindukan
Hujan
·Dendam
Dan Kecerdasan Mengampuni
·Ketika
Panen Tiba
·Pelayanan
Sang Katak
·Meneguk
Air Kebenaran
·Ketika
Katak Tak Mau Terbang Bersama Burung Nan Kecil
·Berbeda
Paradigma
·Indikator
Mencintai Tuhan
·Dunia
Membutuhkan Hati
·Ulang Tahun
Tanpa Kado
·Jeliteng
Berulang Tahun
·Gong
Xi Fa Coi
·Tahun
Baru Imlek
·Regenerasi
Kepemimpinan
·Pahlawan
Cicak
·Memayu
Hayuning Bhawana
·Ayam
Jago Yang Bertanggungjawab
·Panggilan
Menjadi Pahlawan Keluarga
·Cinta Itu Bukan
Metafor. Cinta Itu Ada
·Cinta Seperti
Tanaman Hias Di Dalam Pot
·Cinta Itu
Energi Aktif
TENTANG PENULIS
PASAL
1
SECANGKIR
TEH MANIS MALAM
TITIP
SALAM BUAT SANG PENCIPTA
Malam ini hujan deras. Aku mendengar kidung sang
katak yang menikmati malam bersama tarian air hujan yang melompat-lompat di
atas dedaunan beralun merdu dalam harmoni. Kukagumi suara alam buatan jari Sang
Illahi. Sementara itu di samping rumah kudengar eong kucing liar yang lapar
mengiris malam sayup tertindih nyanyian suka cita sang katak. Akhirnya hujanpun
mereda. Tiada lagi kecupan air hujan di bibir dedaunan...
Tetapi mataku tak kunjung lelah, seirama semangatku
menggelora menikmati malam karya Pencipta.Bottom of Form
Sang katak masih bernyanyi. Walau sendiri. Air hujan
dan dedaunan tak lagi menyatu dalam nyanyian sang katak. Tetapi jangkrik dengan
malu-malu keluar dari persembunyian dan mulai memperdengarkan suaranya. Aku
makin takjub saat kumenyatu dalam irama
kidung malam.
“Mengapa berhenti
bernyanyi, wahai katak? Aku kehilanganmu. ...” kataku.
Ternyata... Sang katak sekedar menarik nafas
sejenak. Ia kembali mempersembahkan kidungnya. Beberapa jangkrik ikut
bersembah. Wow... Betapa malam ini penuh pujian.
Orang2 yang kusayangi telah terlelap, matakupun
berkali-kali terpejam. Maafkan aku, sang katak. Akankah nyanyianmu terus
berlanjut dan engkau berniat membangunkan pagi ? Aku tak bisa terus menemanimu
menghaturkan sembah. Sampaikan salam hormatku untuk Sang Agung.
HIDUP
ADALAH NYANYIAN BAGI TUHAN
Sang katak
kembali bernyanyi. Bukan untuk menghibur diri. Tetapi ada rasa syukur berpadu
kelegaan dan kepasrahan dalam nyanyiannya.
“Tiadakah engkau pernah mengeluh,duhai katak? Tanpa tarian
tirta di atas dedaunan, masih juga bersemangat dalam nyanyian? Katak, lewatilah malam kita dalam senandungmu nan merdu. Aku setuju : Sang Bijak layak mendapatkan
segala pujian. Benar. Engkau sungguh benar, katak... Bernyanyi bukan sekedar
menghibur diri. Bersembah bukan sekedar mengharap asa mewujud. Bernyanyi dan
bersembah adalah hidup.”
Hidup seharusnya merupakan nyanyian dan
sembah. Soli Deo. Soli Deo gloria.
RAHASIA
KEBAHAGIAAN DALAM KEPELBAGAIAN
Katak,... Kalian berkumpul tanpa
sepakat. Perbedaan suara tidak menjadi sumber pertengkaran. Itukah rahasia
kegembiraan dalam kepelbagaian? Semua memberi diri dalam harmoni.
MENYEMBAH
TUHAN PADA SEGALA MUSIM
Kupikir gembiramu kemarin malam karena
hujan. Hujan adalah situasi yang menyenangkanmu. Malam ini hujan tak datang.
Mengapa semangatmu tidak berubah? Semangat berdendangmu bukan karena situasimu.
Ya. Kalian mengajariku bahwa bersembah adalah pilihan. Katak, jiwakupun turut
berdendang.
PUJIAN
DALAM SITUASI KEHILANGAN
Malam ini sunyi...
Pergi ke mana teman-temanmu, wahai katak? Apakah habitatmu kurang nyaman untuk
berdendang dengan riang?
Tertangkapkah mereka oleh predator pemakan segala bernama manusia?
Sesamaku manusia, sang pemakan segala acap melakukannya bukan didorong
kebutuhan tapi lebih karena keinginan. Top
of Form
Meski anggota paduan suaramu
berkurang, wahai katak.... Tetapi pujian tetap dinaikkan.
Ayo kawan2 kecilku, mari kita bernyanyi : gloria... Gloria... Gloria in exelcis
Deo...!!!!
JANGAN
BERHENTI PADA DISKUSI
"Aku mau ikut paduan suara !" Cicak pesolek memproklamasikan
keinginannya. "Aku juga bisa bernyanyi !!" Lanjutnya. Tetapi Tikus
gemuk sahabatnya berkata, "jangan malam ini. Mari kita belajar tarik suara
dulu..."
Dan tiap malam mereka berlatih tarik suara,... mereka tak pernah ikut paduan
suara bersama sang katak. Melihat polah mereka berdua, jangkrik tampan berucap
"Ayooo ikuti aku... Sekarang waktunya untuk bernyanyi !!"
Mendengar percakapan antara jangkrik
tampan dengan tikus gemuk dan cicak pesolek, wawung pun geleng-geleng kepala.
"Ayooo jangan berhenti pada tataran diskusi ! Seperti farisi dan saduki
aja. Ayooo ikutan bernyanyi !!" Maka larutlah mereka dalam nyanyian. Dan wawung
pun ikut bernyanyi... Sungguh, menjadi malam penuh pujian.
KITA
DICIPTAKAN UNTUK SUATU TUJUAN
Malam ini
ada seekor katak hijau yang tak mau bernyanyi. "Aku bosan. Untuk
apa bernyanyi. Aku banyak masalah... !!!" Mendengar keluhannya, katak
senior yang bijak berkata, "kita dicipta untuk bernyanyi. Itulah tujuan
mengapa kita ada. Bila kita melakukan sesuatu sesuai tujuan penciptaan kita, di
situlah sukacita kita"
Ia benar. Kita ada untuk sebuah tujuan.
Maka, kembalilah katak hijau itu bernyanyi....
KITA
ADA UNTUK MEMPERINDAH DUNIA
Ketika jangkrik bernyanyi, ada yang
merasa terganggu. "bising..... berhentilah! Kau hanya menyakiti telinga
saja...!!" kata bung laron yang asyik mengembangkan sayapnya, mengitari
cahaya lampu di teras depan pastori.
Tetapi jangkrik tetap bernyanyi. "Aku senang bernyanyi, karena aku
mengetahui itulah tujuan penciptaanku. Aku senang bernyanyi karena aku sedang memayu hayuning bhawono; memperindah
dunia. Aku berusaha mengambil peranku dengan sebaik-baiknya"
Dan jangkrikpun terus bernyanyi dengan gembira....
Jangkrik benar. Ada peran strategis kita untuk memperindah dunia.
SEPERTI
NYAMUK NAKALKAH KITA?
"Dasar nyamuk nakal yang
jahanam !!
Menggigit dan meninggalkan rasa gatal yang tertunjam !! Apakah hidupmu hanya untuk
menerima kecam?" Gerutu sapi di
kandang mengawali malam.
Hidup itu selayaknya dirayakan dengan memberi guna. Hidup adalah kesempatan
memberi faedah. Bagaimana dengan hidup kita?
SAAT
TUHAN TIDAK MENGGANDENG TANGANKU
"Katak,...kau sudah bernyanyi !
Biarlah hatiku selalu bernyanyi sepanjang jalanan licin yang akan kulalui
menuju tempat pelayanan malam ini." Dan katakpun makin bersemangat
bernyanyi. "Berangkatlah dalam damai, sesamaku. Hidupmu adalah
pujian."
Sanubariku bermadah, "Tuhan, gandeng tanganku yang lemah, karuniai aku
cinta kasihMu yang besar agar bisa kubagikan kepada anak-anakMu di tempat
pelayanan."
Dan kutahu, Tuhan menggandeng tanganku.
Top of Form
"Tuhan,
Aku telah pulang kembali ke rumah. Terimakasih Tuhan, Kau telah menggandeng
tanganku !"
Mendengar syukurku, Tuhan berbisik di hatiku, anakku yang kusayangi, tahukah
kau ?
Aku tadi tidak menggandeng tanganmu.
Tetapi Aku menggendong kamu."
MENYANYI
DENGAN HATI
"Mengapa tertawa, bro? Apanya yang
lucu?" Tanya jangkrik tampan. "Kasih tau ga ya? Hahaha" jawab
katak sambil mesam-mesem. "ada apa to, bro? Aku pingin tau" desak
jangkrik. "Pingin tau apa pingin tau banget?" Mendengar ini jangkrik
mecucu spt mau mati penasaran. "Taukah kau, aku diminta ngajari
nyanyi di gereja. Nyanyi dengan hati"
Banyak orang bisa bernyanyi, tapi tidak dengan hati. Mari, menutup malam dengan
nyanyian. Dari hati....
Dan dengarlah, katakpun bernyanyi..
Bernyanyi dengan hati.
Top of Form
MENDAPATKAN
DAN KEHILANGAN
"Ssst... Jangan berisik..! Mama
Yani blm bobok....." kata tikus gemuk pada temannya. Cicak pesolek yang sedang kelilipen
pun menjawab,"mama Yani kan orangnya sabar.. Kenapa u kog takut padanya?"
Tikus gemukpun menuturkan alasannya. "Kita tadi lupa memberitahunya, bahwa
papa bambang laper ngga ketulungan. Lauknya sudah kita ambil tanpa
permisi"
Ada kalanya kita mendapatkan, ada kalanya kita kehilangan. Tetaplah tersenyum.
KATAK
MENJADI KATEKIS DALAM KATEKISASI
Malam telah datang. Lampu-lampu
berjuang mengalahkan kegelapan. Terang selalu lebih mempesona daripada gelap.
Malam ini jangkrik, wawung,tikus gemuk dan semut hitam belajar katekisasi.
Komunitas belakang pastori sedang larut dalam pengajaran, tatkala katak yang
jadi katekis berkata, "Jadilah seperti dian dan jaga minyakmu tetap
tersedia. Pastikan sumbu tetap support dan letakkan di tempat strategis di atas
kaki dian. Hidup berguna itu panggilan kita"
DISKUSI
ANTARA KATAK DAN JANGKRIK
Malam semakin larut. Aku masih di
depan laptop mengerjakan disertasiku. Berkali-kali kudengar katak bersenandung,
"Perubahan tidak dapat dihindari ; pertumbuhan adalah pilihan." Aku
merenungkannya berkali-kali dan aku setuju. Kulihat jangkrik mendekati katak
itu dan berkata kepadanya, "Aku memilih berubah. Aku memilih
bertumbuh. Top of Form
Bottom of FormDarimana start kumulai
untuk berubah dan bertumbuh?" Tanya jangkrik. Ternyata Jangkrikpun
memperhatikan senandung sang katak. Si katakpun berpikir keras. Ia melakukan
tradisinya ; garuk-garuk kepala. Jangkrik sabar menunggu. Aku pun menunggu
jawaban dari sang katak. "Begini, sahabatku. Mulailah dari ketekunan.
Ketekunan adalah produk dari iman, yang dibangkitkan oleh suatu tujuan. Tidak ada apapun di dunia ini yang dapat
menggantikan ketekunan. Bakat tidak. Kejeniusan tidak. Pendidikan juga tidak
dapat. Sangat mudah kita menjumpai orang-orang gagal yang berbakat, orang
jenius yang tanpa penghargaan, dan gelandangan-gelandangan yang berpendidikan.
Tekunlah....... Karena seperti yang diajarkan Napoleon Hill, "kesuksesan
terjadi tatkala semua sudah meninggalkan, sementara ada yang tetap bertahan dan
menolak untuk berhenti. Top of Form
Satu
hal lagi yang juga tak kalah penting." Kata sang katak. "Bila kita
ingin berubah dan bertumbuh, kita harus berdisiplin. Kita perlu dengan rela
hati menjadi “tawanan” dari hasrat dan tujuan kita. Namanya fokus. Kita harus
fokus. Apa fokus kita itulah Visi. Visi akan menjadi sumber disiplin dan induk
dari pertumbuhan diri kita. Visi memilihkan masa depan kita. Visi memilihkan
pemanfaatan waktu kita, prioritas kita, sahabat kita, buku bacaan kita, hobi
kita, tempat menginvestasikan uang kita, daftar yang kita kerjakan, sikap
terhadap kehidupan dan visi akan memilihkan seperti apa kehidupan kita kelak.
Kita harus berdisiplin mengawal visi kita sampai tercapai." Jangkrik manggut-manggut.
Ternyata ketekunan, kedisiplinan adalah satu paket untuk hidup yang berubah dan
bertumbuh, menuju masa depan yang lebih baik. "Terima kasih, katak."
jawabku dalam hati. Kulihat merekapun bersalam-salaman dan berpisah.
PASAL
2
SECANGKIR
TEH MANIS PAGI
KETIKA
MATAHARI TIDAK DATANG
Matahari enggan bertugas pagi ini.
Tiada kehangatan. Mendung mengancam, dan burung-burung malas untuk berdendang. Tetapi
di hatiku ada nyanyian, "Selalu ada cintaMu di setiap hari.... Ada cintaMu
di sepanjang hari ini".
Top of Form
Selamat
datang, pagi yang indah. Kau datang lebih awal daripada terbukanya dua pintu
mataku. Meskipun matahari, sang raja siang enggan datang, engkau tetap pagi
yang indah.
Anak-anak ayam yang berkejaran, burung yang bernyanyi, dedaunan yang bermalasan
dan embun yang diam menunjukkan tanggapan yang bhinneka terhadap mu.
Tetapi engkau tetap pagi yang indah bagiku.
Aku siap menjadi duta Sabda pagi ini...
CINTA
TELAH CUKUP UNTUK CINTA
Akhirnya
engkau datang juga, wahai raja siang... Selamat datang dan peluklah bumi yang
telanjang... Kehangatanmu dinantikan para perindumu. Seraplah genangan tirta
buah kenakalan sang mega yang marah-marah atas ibu bumi. Dekaplah bumi, kekasih
hatimu.
Selamat datang, raja siang. Kau
gagah sekali dan penuh semangat. Selamat melayani seluruh isi bumi.
Dengarlah,... Burung-burung kecil yang berkicau, sendaret yang bernyanyi dan
dedaunan yang menari menyambutmu.
Top of Form
Sendaret melantunkan tembang... Ayam
jago sibuk berpuisi untuk blorok, kekasihnya. "Dinda manisku, terimalah
rayap2 yang kutemukan ini. Ini tanda kasihku padamu !"
Dan si blorokpun larut pasrah dalam cinta, si jago berkokok penuh kemenangan.
Melihat ini, sendaret menghentikan tembangnya. "Pemberian itu jangan
dikotori dengan rayuan untuk mendpt sesuatu. Pemberian itu harus lahir dari
cinta!"
Sendaret benar. Cinta telah cukup untuk cinta.
SENYUMAN
"Sendaret,...engkau bersemangat
sekali dalam bernyanyi, pagi ini. Lihatlah matahari terbangun dari tidurnya dan
berangkat kerja melayani makhluk di seantero bumi. Hatikupun penuh nyanyian
bagi Pemberi kehidupan."
Saudaraku, mari menyambut pagi ceria ini dengan senyuman.
HATI
YANG TAK MENGENAL SARIAWAN
Pagi yang cerah. Burung kacer
memperdengarkan suaranya yang indah. Bunga-bunga liar ikut tersenyum manja dan
matahari pagi lekas-lekas berangkat dari ufuk timur dengan sukacita.
Embun melepas dedaunan dengan kecupan, dan anak-anak riang menuju tempat
belajar.
Saat terdengar percakapan katak dan cicak. "Mengapa suaramu serak, duhai
katak kecil?" Tanya cicak pesolek. "Sejak kemarin lidahku kena
sariawan." Jawab si katak. "Tetapi, mengapa pagi ini msh jg bernyanyi
sepenuh hati?" Tanya cak solek heran. Ia tak habis pikir, dalam keadaan
sakitpun katak tsb msh juga melantunkan madah. "Aku bermadah karena hatiku
tidak sariawan. Tbhku bs sj sakit tp hatiku kujaga agar tetap ada nilai syukur
dan penuh nyanyian."
BERKOTBAH
DI GEREJA
"met pagi, kawan. Kidungmu
begitu indah,....lagumu begitu merdu.....Terima kasih telah menemaniku
mempersiapkan kotbah untuk ibadah" Sayup-sayup aku mendengar sang katak
berkata, "Sahabat, aku memuji bukan untuk mencari pujian. Aku bersembah
bukan untuk mendapat nilai tambah. Biarlah segala kidung menyenangkan Sang
Agung, dan semua laguku berkenan di hadapan Sang Maha Tahu." Aku
mengangguk setuju. Lalu kawan kecilku kembali membuka mulutnya, "Kau telah
mempersiapkannya. Tetapi ingatlah, kotbahmu bukanlah pesanmu, karena kau
dipercaya hanya untuk menyampaikan pesanNya."
Pagi ini, aku menyerahkan persiapan
kotbahku kepada Tuhan. Aku tahu, RohNya menemani sepanjang aku
mempersiapkannya. HikmatNya mencerahi aku sewaktu aku merenungkannya. Aku
sangat percaya, ketika aku memberitakannya, Dia tetap beserta.
KUASA
SEBUAH SENYUMAN
"Tersenyum itu punya kuasa
mengubah suasana hati" tutur jerabang mengawali konseling mereka.
"Itu khan hal sepele, Bang" sahut jeliteng, sang konseli.
"Betul..Teng...sepele sekali. Tp ada hubungan misterius antara senyum n
suasana hati. tapi bukan senyum ² sendiri lhoooo." Mari kita sambut setiap pagi dengan senyuman.
Dalam senyuman ada rasa syukur. Senyuman merupakan doa. Juga ibadah, karena menyukakan hati orang yang
melihatnya. Pandang mataku, Lihat wajahku, ... ! Aku tersenyum padamu. Selamat pagi !!!
KETIKA
ULAT BULU PATAH HATI
Ulat bulu patah hati. "Padahal aku sdh terlanjur sayang
padanya. Hiks."Keluhnya. "Jangan tangisi dia yang telah
mengkhianatimu. Bersyukurlah, karena Tuhan telah menunjukkan bahwa dia bukan
orang yang tepat bagimu" nasehat Jerabang. Jangan biarkan keadaan atau seorangpun
menghalangi sukacita. Kita bisa memilih kegembiraan atau kesedihan. Pilihlah bergembira ! Met pagi. Tersenyumlah
walau tak ingin tersenyum...
PASAL
3
SECANGKIR
TEH MANIS SIANG
JANGAN
LUPA MAKAN SIANG
Siang ini anak2 ayam bersiul riang. Mereka
menikmati rayap2 gemuk yang ditemukan induknya, mjd menu makan siang mereka.
"Ayo sayang...makanlah yang banyak !" Induknya memberi semangat.
Pemeliharaan Yang Maha Tinggi memang layak dinikmati. Selamat makan siang, sdari2
ku.
ADA
KALANYA BERISTIRAHAT
Telah
selesai tugasmu, raja siang. Beristirahatlah di ufuk barat. Akankah dewi malam
bersedia menggantikanmu malam ini?
Wahai dewi malam, banyak perindumu di bumi. . .
TUGAS
SUCI
Sore yang indah. Ada dua ekor katak yang
sedang berdiskusi dengan asyiknya. "bro, nanti malam asyiknya kita nyanyi
apa?" Lalu sahabatnya menjawab, "kita nyanyi lgu dangdut aja, pren.
Lagu Selamat Malam jg oke" Dan ke2nya sepakat untuk mengusulkannya pada pemimpin
paduan suara mereka. "Itu lagu duniawi. Cm menghibur diri. Tgs kita
mendekatkan manusia pada Sang Pencipta !" Akhirnya mereka paham, ada tugas
yang lbh besar yang harus mereka selesaikan.
PENTINGNYA
ISTIRAHAT BERKUALITAS
"Tadi malam, pak Bambang
bnyanyi seperti kita? Suaranya sama persis dengan aku !" Kata bangkong.
Katak hijau menatap temannya lalu
menjawab, "itu bukan bnyanyi. Pak bbg kecapean shg ngorok. Makanya
suaranya sepertimu"
Siapapun kita adalah manusia biasa. Kita bisa lelah dan
membutuhkan istirahat berkualitas.
KACA
MATA KUDA
Kebencian selalu menemukan alasan
untuk membalas dendam. Kasih selalu menemukan alasan untuk mengampuni. Kebencian dan kasih mirip dengan kacamata kuda. Yang satu hanya melihat dari sisi buruknya
dan yang kedua berfokus pada sisi
baiknya.
BERGERAK
MAJU
Hidup
selalu bergerak maju. dukacita dan kegembiraan memperkuat sayap-sayap iman
kita. Kita menjadi berbeda. lebih kuat, lebih tinggi dan semakin berani menjadi
lebih otentik. Kembangkan sayap lebar-lebar ! Semakin tinggi kita terbang,
semakin dekat dengan Sang Pencipta
CINTA ITU CINTA
Ini cerita Nyata.
Beliau adalah Bp. Eko
Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yang sangat terkenal di
kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dalam memajukan
industri Reksadana di Indonesia.
Apa yang diutarakan beliau
adalah Sangat Benar sekali.
Silahkan baca dan
dihayati.
Dilihat dari usianya
beliau sudah tidak muda lagi, usia yang sudah senja bahkan sudah mendekati
malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang
sakit. Istrinya juga sudah tua.Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka
dikarunia 4 orang anak.
Disinilah awal cobaan menerpa,
setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa
digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh
tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak
bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno
memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya ke
atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia letakkan istrinya di depan TV
supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi
dia selalu melihat istrinya tersenyum.
Untunglah tempat usaha pak
suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk
menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya,
mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi
sambil menceritakan apa2 saja yang dia alami seharian. Walaupun istrinya
hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup
senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini Pak Suyatno
lakukan lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil
membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak2 mereka sudah dewasa, tinggal
si bungsu yang masih kuliah.
Pada suatu hari...ke empat
anak suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya.
Karena setelah menikah, anak-anak tinggal dengan keluarga masing2, dan Pak
Suyatno memutuskan dialah yang akan terus merawat ibu mereka. Keinginan Pak
Suyatno hanya satu yaitu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yang cukup
hati2 anak yang sulung berkata "Pak kami ingin sekali merawat ibu,
semenjak kecil kami melihat Bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan
keluar dari bibir Bapak....... bahkan Bapak tidak ijinkan kami menjaga
ibu".
Dengan air mata berlinang
anak itu melanjuntukan kata2 "sudah yang keempat kalinya kami mengijinkan
Bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya. Kapan Bapak menikmati
masa tua Bapak. Dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat
Bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baiknya secara bergantian".
Pak Suyatno menjawab hal yang
sama sekali tidak diduga anak2nya."Anak2ku ........... Jikalau perkawinan
& hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin Bapak akan menikah lagi.....
tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku, itu sudah lebih dari
cukup. Ibu telah melahirkan kalian”…(sejenak kerongkongannya tersekat),...
kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak
satupun dapat dihargai dengan apapun”.
“Coba kalian tanya ibumu
apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?? Kalian menginginkan Bapak
bahagia, apakah bathin Bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya
sekarang? Kalian menginginkan Bapak yang masih diberi Tuhan
kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yang masih
sakit.."
Sejenak meledaklah tangis
anak2 pak suyatno. Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu
Suyatno… Dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu..
Sampailah akhirnya Pak
Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber
dan hadirinpun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno, kenapa Pak Suyatno mampu
bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yang sudah tidak bisa apa2.. Disaat
itulah meledak tangis beliau dengan tamu yang hadir di studio. Kebanyakan kaum
perempuanpun yang hadir tidak sanggup menahan haru.
Disitulah Pak Suyatno
bercerita."Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam
perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran,
perhatian) itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping
hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai
saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang
anak yang lucu2..
Sekarang dia sakit karena
berkorban untuk cinta kami bersama... dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah
saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun
belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"
PASAL
4
CEMILAN
BAGI JIWA
KEJAHATAN
ADALAH KETIADAAN TUHAN
Suatu
hari, katak bangkong berdiskusi dengan ikan nila dan katak hijau. “Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”
tanya bangkong. Ikan nilapun menjawab: “Betul, Dia yang menciptakan semuanya.” “Tuhan menciptakan smuanya??” tanya bangkong
sekali lagi.“Ya , semuanya,” kata ikan itu. Bangkong: “Jika Tuhan mnciptakan
segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan…” Ikan nila terdiam & tidak
bisa menjawab hipotesis bangkong tersebut. Kemudian katak hijau berkata,
“Bangkong, boleh saya bertanya sesuatu ?” “Tentu saja,” jawab si Bangkong. Katak
hijau : “Bangkong, apakah dingin itu ada?” “Pertanyaan macam apa itu ? Tentu
saja dingin itu ada.” Katak hijau itu menyangkal, “Kenyataannya, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang
kita anggap dingin itu adlh ketiadaan panas. Suhu-460F adalah ketiadaan panas
sama sekali & semua partikel menjadi diam & tidak bisa bereaksi pada
suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan
panas”. Katak itu melanjuntukan, “Bangkong,, apakah gelap itu ada ?” Bangkongpun
menjawab, “Tentu saja itu ada.” Katak lagi-lagi menjawab, “Sekali lagi anda
salah. Gelap itu jg tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya.
Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk
memecahkan cahaya jadi beberapa warna & mempelajari berbagai panjang
gelombang setiap warna. Tapi Anda tak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu
ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap
dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya..” Akhirnya katak hijau
itu bertanya sekali lagi, “Saudaraku, apakah kejahatan itu ada?” Dengann
bimbang bangkong menjawab, “Tentu saja!”
Dan katak berkata, “Sekali lagi Anda salah. Kejahatan itu TIDAK ADA. Kejahatan
adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang
dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan, Tuhan tak menciptakan
kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tak adanya Tuhan dihati manusia…” Bangkongpun
terdiam. Ia semakin paham. Tuhan didalam diriNya hanya ada kebaikan
semata-mata.
KATAK
KRISTEN
Pada suatu hari tikus betina gemuk
berbincang dengan cicak yang suka bersolek. "Cak solek, mengapa katak sll
bernyanyi?? " Dengan serius dan bersemangat bu Tik gemuk mendengar jawaban
yang sistematis dari sahabatnya. "Karena katak2 itu sdh jadi kristen.
Sedih maupun senang selalu bernyanyi..."
MERINDUKAN
HUJAN
Wahai air hujan? Akankah kau kembali
menari-nari di atas dedaunan dan menciumi ibu bumi? Kedatanganmu dinanti sang
katak yang sedang berdendang.
Mari,.... Kau dikirim Sang Tuan untuk menari dan memberi nada dalam lagu sang
katak.
Mari bersama kami larut dalam pujian !!
Mari bersembah di hadapan Sang Tuan.
Top of Form
DENDAM
DAN KECERDASAN MENGAMPUNI
"Hal ini tidak blh dibiarkan.
Kita harus balas dendam !! Ajak tikus gemuk pada cicak pesolek. "Benar.
Dia jual kita beli !" Sambut cak solek.
Melihat mereka ber2 diliputi dendam , jangkrik memberi nasehat, "kalian harus
beljr memaafkan. Hidup dalam damai itu indah."
Jangkrik benar. Mengampuni adl slh satu jenis kecerdasan. FQ: Forgiveness
Quotient. FQ harus dilatih untuk mdpt level lbh tinggi. Lbh cerdas, lbh mahir dalam
mengampuni.
Top of Form
KETIKA
PANEN TIBA
"Panen-panen. Panen jagung
telah tiba!" Para petani riang berdendang. Menuju ladang mengumpulkan
hasil jerih juang. Kulihat wajah sukacita mereka, baik pemilik, penuai dan
pembeli yang sama2 riang di peladangan. "Hasilnya buat byr utang, biaya
ngladang dan sisanya buat biaya sekolah anak semata wayang" tetapi hal ini
tidak mengurangi syukur nikmat dan rasa riang. Mari kita ikut berdendang.
Top of Form
Top of Form
Top of Form
PELAYANAN
SANG KATAK
Meski tujuan nyanyianmu bukan untuk
menghiburku, tapi aku terhibur....
Meski tembangmu tak menyebut namaku, tapi aku merasa terpanggil.
meski dendangmu tak mengkotbahiku, tapi aku merasa engkau memberi semangat baru
bagiku untuk memuji Hyang Agung.
Katak, ....... Terima kasih kau setia menemani diriku yang lelah sesudah
perjalanan jauh ke ladang pelayanan.
Top of Form
MENEGUK
AIR KEBENARAN
"Namanya juga berbeda
pengalaman autentik, praxis dan keyakinan...!!! Jangan dipaksakan harus sama
!!!" jawab katak hijau kepada sahabatnya yang memaksakan pndapatnya.
"Tetapi keyakinanku paling benar, paling logis, masuk akal dan banyak
katak yang seide denganku !!"
Mendengar sang sahabat begitu kekeh dan bersemangat sekali dengan
argumentasinya, katak hijau menjawab :
"Hyang Agung begitu bijaknya, sehingga keanekaragaman disajikanNya untuk
memperindah dunia. Kebenaran adalah milikNya dan kita harus masuk dalam ranah
pengalaman bersamaNya agar kita bisa mencicipi seteguk-demi seteguk air
kebenaran di lautan kebenaranNya yang dalam dan luas. Kita tak mungkin memenuhi
diri kita dengan air itu, karena kita makhluk yang sangat terbatas. Kuncinya
adalah : dekati Dia, kasihi Dia, hiduplah bersamaNya, alamilah damai
sejahteraNya dan hiduplah bagi Dia. Bila itu kita kerjakan, kita akan semakin
banyak diijinkanNya meneguk air kebenaran." Dengan penuh rasa ingin tahu,
sahabatnya bertanya, "Lalu apa manfaatnya meneguk air kebenaran itu?"
Dengan tersenyum, katak hijau menjawab, "kita semakin bisa membayangkan
Sang Pemiliknya "
Top of Form
KETIKA
KATAK TAK MAU TERBANG BERSAMA BURUNG NAN KECIL
"Katak, ... Tahukah kau bhw
hidupmu hanya sekali. Jangan hanya kau isi dengan bernyanyi. Cobalah terbang
spt aku dan kan kau lihat luasnya jagad raya ini" nasehat burung kecil di
pagi ini. "Aku dianugerahi nyanyian dalam hatiku sepertimu juga. Aku bs
hidup di air dan di darat, kau tak bisa. Ada kesamaan kita tp jg ada
perbedaannya. Yang penting menurutku adalah : nilai syukur dan manfaat kita
bagi sesama makhluk di alam raya"
Top of Form
BERBEDA
PARADIGMA
"Bingung... bicara dengan cicak
bingung. susah ngomong dengan cicak susah....." Gerutu cicak pesolek pada
jangkrik, temannya. "Susah memang bercerita kepada cicak yang gak suka
cerita, sungguh aku hilang akal berdiskusi dengan cicak yang akal-akalan" lanjutnya.
Mendengar hal ini, akhirnya jangkrik angkat bicara, "Bila titik berangkat
dan dasar yang dipakai berbeda, ya hasilnya pasti ga akan pernah ketemu. Kata
Salomo, seperti usaha menjaring angin, alias sia-sia." Melihat cicak
pesolek manggut-manggut, jangkrik melanjutukan nasehatnya, "Tetapi,
sharing, berbagi pengalaman itu tetap penting, karena di situ sebenarnya
masing-masing diteguhkan pada keyakinan mereka. Sebenarnya, dua-duanya tidak
berubah dalam paradigma, hanya sekedar meneguhkan paradigma. Yang bisa mengubah
hati adalah pengalaman, baik pengalaman hidup dengan sesama maupun pengalaman
hidup dengan Sang Khalik. Alami dan nikmatilah kebersamaan dengan sesama dan
Sang Khalik." Jangkrik berkata benar.
Top of Form
INDIKATOR
MENCINTAI TUHAN
"Aku galau....... capek.....
" kata semut hitam pada semut angkrang sahabatnya. Semut angkrang heran,
mengapa si-periang ini begitu bermuram durja. Alih-alih memberi masukan, si
angkrang bertanya, "Kenapa? Gitu aja kog repot" maka si semut hitam
mengisahkan situasi yang dihadapinya. Sambil manthuk-manthuk, si-angkrang
berucap, "Kita harus lebih menyayangi sesama, karena tidak mungkin kita
mengasihi Sang Pencipta yang tak terlihat, bila kita gagal mengasihi sesama
kita yang dapat kita lihat. Kita harus mampu melihat kehadiran Sang Pencipta
dalam diri sesama kita" Disemangati oleh petunjuk bijak sahabatnya ini,
semut hitampun kembali riang.......
Top of Form
Top of Form
Bottom of Form
Top of Form
DUNIA
MEMBUTUHKAN HATI
“Top of Form
AaAAku
ngerjakan PR dulu ya, teruslah bernyanyi menemaniku" Dan katakpun
mengedipkan matanya padaku. Ia menyindirku, "Makanya jangan sekolah
terus...... Bukankah sekolah di universitas kehidupan lebih penting daripada di
sekolah formal?" Aku terdiam. Akhirnya aku sedikit berargumentasi,
"Aku sekolah di dua tempat. Sekolah formal dan sekolah di universitas
kehidupan. Aku berharap saling melengkapi." Dan katakpun terus bernyanyi,
seolah tak mau mendengar argumentasiku. "Kataaaaakkkkk !!!!" Seruku.
Kawan kecilku kemudian berucap, "Pesanku, jangan hanya mengisi kognitifmu,
isi juga hatimu, kawan." Aku terdiam. Katak berkata benar. Hati yang lebih
dibutuhkan dunia.
ULANG
TAHUN TANPA KADO
Top of Form
Hari ini Jangkrik tampan ultah. Ia
sgt mnghrpkn dpt kado/kejutan dari para shbtnya. "Ada yang ingat ultahku g
ya?" Karena sjk kmrn wawung opnam di RS n warga komunitas blkg pasTori
sibuk bergantian nunggu n bezoek, mereka smua lupa hr ini ultahnya jangkrik.
Hal yang lbh ptg mmbuat lain2nya kita lupakan. Walau tak sengaja n tak kurangi
rs cinta. Met pg.
Top of Form
Top of Form
JELITENG BERULANG TAHUN
"Met pagi, bro !"Sapa
Jerabang. "Met pagi juga, bro !" Sahut Jeliteng yang diam-diam sdengan
berulang tahun hari ini. "Kog mukamu berseri2 ? Lagi bahagia ya
?"Tanya Jerabang. "♏άΰ kedatangan tamu dari jauh? Atau ada yang m@u bayar utang
?"Lanjutnya. Jelitengpun geregetan. "Katanya my brother,
kog lupa hut ku ?" Pikirnya sedih. Lupa bukan berarti tak ada perhatian. Lupa bukan berarti melupakan. "Happy birthday !"
GONG
XI FA COI
"Gong xi fa coi" seru
sendaret kpada teman2nya. Ia begitu tulus dan bersemangat mengucapkannya setiap
berpapasan dengan siapapun yang ditemuinya pagi ini. Imlek adalah tahun baru,
mjd hari baik untuk mengawali lg sgl sesuatu dengan perpspektif baru. Semua
makhluk senang saat memiliki harapan ketika Yesus Kristus bersabda,
"Lihatlah, Aku mjdkan sgl sesuatu mjd baru".
Selamat mengalami hidup baru di dalamNya. Kita adl ciptaan baru.
Top of Form
Memang, merayakan th baru, akan jd lbh bermakna saat kita mengimpartasikan
semangat baru yang kita miliki kpada sesama.
Top of Form
REGENERASI
KEPEMIMPINAN
Tanpa setahuku, komunitas belakang
pastori kemarin siang mengadakan regenerasi kepengurusan komunitas. Aku baru
tahu beberapa jam yang lalu. Dua hari lagi, katak akan diminta berpidato dalam
serah terima kepemimpinan mereka. Dalam smsnya, katak meminta pendapatku.
Akupun membalas smsnya sbb. "Katak, sahabatku, Para pemimpin sejati harus
siap menerima penundukan diri terhadap otoritas dan sadar akan kepengurusan
mereka atas kepercayaan yang diberikan kepada mereka oleh orang-orang yang
mereka layani. Pemimpin yang baik berusaha setia pada kepercayaan yang sakral
dari para pengikut dan bukan mengerjakan apa yang akan menyenangkan diri mereka
sendiri. Para pemimpin terlindung tatkala ia menundukkan diri secara sukarela
pada otoritas." SMS pun terkirim. Beberapa menit kemudian katak kembali
mengirim sms. "Kepada siapa pemimpin memberi pertanggungjawaban? Bukankah
ia pemimpin tertinggi?" Akupun kemudian mencari buku-buku kepemimpinan di
perpustakaan pribadiku. Aku mengutip pendapat Dari Munroe dan kukirimkan smsku
kepada sahabat kecilku. "Pemimpin bertanggung jawab, pertama-tama kepada
dirinya sendiri (hati nuraninya). Ia juga harus bertanggungjawab kepada pemberi
mandat, sesama pada umumnya dan Sang Pencipta, sebagai otoritas
tertinggi." Dan akupun menunggu-nunggu dua hari lagi, saat sahabat kecilku
berpidato di komunitas belakang pastoriku.
PAHLAWAN
CICAK
" Kog bisa? Sungguh tak dpt
dipercaya !" Cicak berkata pada dirinya sendiri. Ia geleng-geleng kepala.
"Terlalu banyak. Begitu berlimpah !"
Melihat cicak diliputi rasa bingung, katak berkata. "Aku tau yang kau
pikirkan. Akupun pernah memikirkannya. Makanan kita terlalu berlimpah.
Nyamuk-nyamuk pembawa DBD dan malaria luar biasa jumlahnya. Tapi, kita harus
sadar diri. Makanlah secukupnya."
Cicak -cicak tidak seharusnya merasa bersalah. Mereka telah memberi yang terbaik
yang dapat mereka beri.
Top of Form
MEMAYU
HAYUNING BHAWANA
Hari ini sendaret tidak bernyanyi.
Capung bersedih. Cicak tidak bersenandung dan semut angkrang menunjukkan wajah
duka. Komunitas belakang pastori baru saja kehilangan semangat mereka untuk
menyambut siang hari ini. Pagi tadi, Anak-anak ayam kehilangan induk mereka
karena ada mahluk ganas tak kasat mata membunuh blorok dengan tiba-tiba. Melihat
dukacita yang melanda komunitas mereka, dengan nada sedih dalam kepasrahan yang
besar, sang katak berkata, "Kematian adalah takdir untuk semua yang hidup
di alam raya ini. Kita berduka, dan saya juga merasakannya karena rasa
kehilangan. Tetapi bukankah hidup memang berarti mendapatkan dan kehilangan?
Sang blorok selama hidupnya telah mendedikasikan diri bagi keluarga dan
komunitas. Ia telah memayu hayuning bhawana : memperindah dunia." Katak
berkata benar. Selama kita hidup, kita harus mendedikasikan diri kepada
keluarga dan komunitas kita.
Top of Form
AYAM
JAGO YANG BERTANGGUNGJAWAB
Ayam jago bertanggungjawab penuh
terhadap keberlangsungan hidup anak-anaknya. Sepeninggal si blorok, ayam jago
memeluk anak-anaknya dan berkata, "anak-anakku...kehidupan harus terus
kita lanjutkan karena hidup adalah karuniaNya yang tak ternilai. Betapapun
sulitnya kehidupan kita, tetapi harus kita hadapi dengan gagah. Kita harus
bersatu sebagai keluarga untuk mewujudkan keluarga sejahtera, damai dan
berpengharapan. Pengharapan selalu ada bagi setiap makhluk yang bergantung
kepada Sang Pencipta. Rumah kita harus kita isi dengan cinta karena cintalah
yang mampu mengundang kehadiran Sang Sumber Cinta." Memang, hidup tidak
selalu mudah. Tetapi cinta dan kebersamaan sebagai korps keluarga akan selalu
mampu menghadapinya. Mari kita mulai cinta dan kebersamaan dari lingkup
keluarga, sebagai lembaga terkecil yang Tuhan dirikan. Dari keluargalah kita
belajar tentang indahnya penerimaan, pengampunan, pengorbanan,, di mana suka
dan duka dibagi dan dialami. Tawa dan tangis dirayakan dan direnungkan.
Top of Form
PANGGILAN MENJADI PAHLAWAN KELUARGA
Anak-anak ayam merasa damai dan aman
dalam dekapan sang ayah. Ayam jago telah mengetahui tujuan hidupnya : membahagiakan
dan mengawal pendewasaan keturunannya. Hari ini ia tidak bisa berkokok, karena
hatinya dipenuhi perasaan kehilangan dan panggilan menjadi pahlawan. Pahlawan
keluarganya. Blorok telah tiada. Tapi kenangan bersamanya tetap hidup.
Pengorbanan dan tanggungjawabnya kepada anak-anak ...menobatkannya menjadi
pahlawan. Ia pun bersedia menjalani panggilannya. Sambil tetap memeluk mereka,
ayam jago dengan sangat yakin berkata, "Anak-anakku.....kita semua
dilahirkan untuk menjadi pahlawan bagi keluarga. Mari kita penuhi panggilan
kita." Dan anak-anak ayampun semakin mengerti, bahwa mereka sangat
berharga dan selalu ada di hati ayahnya.
CINTA
ITU BUKAN METAFOR, CINTA ITU SUNGGUH ADA
Katak yang datang melayat dan melihat
cinta yang hadir di keluarga ayam jago, meneteskan air mata. Begitu indahnya
presentasi keluarga ini. Dalam hatinya ia tak habis pikir, "mengapa banyak
keluarga begitu rapuh dan menjadi korban cabikan cinta diri, egoisme dan tak
terkendalinya sifat liar dalam diri anggota-anggotanya? Mengapa banyak keluarga
begitu tak berdaya untuk mengalahkan "ilah-ilah dan ...mamon-mamon"
modern yang mempermainkan dan melumpuhkan suara hati mereka? Korban sudah
banyak berjatuhan. Masihkah akan ditambah lagi?" Katak terdiam. Ia sore
ini belajar tentang cinta yang tak pernah pudar keindahannya. Memang,
cinta......memberi inspirasi dan tak pernah berhenti melahirkan syair, puisi,
madah, sinetron, film layar lebar, dan kotbah. Tetapi cinta bukanlah metafora.
Cinta itu ada. Cinta itu indah. Dan katakpun pasrah tatkala hatinya dipenuhi
rasa cinta.
Top of Form
CINTA
SEPERTI TANAMAN HIAS
DI DALAM
POT
Cinta dan kesetiaan tidak seperti tanaman liar, lebih mirip
tanaman hias dalam pot.... harus rajin disirami dan memerlukan pupuk alami...
CINTA ITU
ENERGI AKTIF
Cinta adalah energi aktif... dia tidak bisa diam di hati
orang-orang yang mati semasa hidup, tapi tinggal dalam hidup orang-orang yang
mencintai kehidupan.
TENTANG PENULIS
Dr. Bambang Nugroho Hadi, M.Th., lahir di
Kotabumi, 7 November 1974. Ia seorang Pendeta di Gereja Kristen Sumatera Bagian
Selatan (GKSBS). Sesudah menjalani masa vikariat
selama dua tahun, ia ditahbiskan sebagai Pendeta pada 24 Januari 2001 dan
sekarang melayani Jemaat GKSBS Mawar Saron, Seputih Raman, Lampung Tengah. Ia seorang
mencintai alam dan hobby naik gunung dan susur gua. Studi teologi ditempuh di
Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, STT Jaffray
Jakarta dan STT Syalom Lampung. Ia menjadi dosen di STT Syalom Lampung sejak
tahun 2006. Di sela-sela kesibukannya sebagai Pendeta Jemaat, ia aktif di lingkungan Sinode GKSBS sebagai
fasilitator pembinaan-pembinaan di Jemaat dan Klasis, pemateri dalam berbagai
seminar di Sumatera Bagian Selatan, Ketua Departemen Peningkatan Kapasitas
Sinode GKSBS, anggota dewan Pembina Yayasan pendidikan Kristen Lampung dan
kontributor materi kotbah terbitan Sinode GKSBS. Ia tinggal di pasthori GKSBS
Mawar Saron bersama Lilik Nurharyani, isterinya dan dua bidadari kecil bernama
Gabriella Gita Diani Putri dan Christofera Gracia Diani Putri.
Pdt. Bambang
Nugroho Hadi,M.Th sangat menikmati hidup dan profesinya sebagai Pendeta di
pedesaan.